Rabu, 16 Maret 2011

Tsunami Jepang Mulai Pengaruhi Industri Dalam Neger

Bencana tsunami di Jepang mulai berimbas kepada kegiatan industri di Indonesia. “Bencana ini sangat berpengaruh kepada industri perakitan, terutama di Batam," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bambang Sujagad, kemarin.

Selama ini, industri perakitan mengandalkan pasokan bahan baku dari Jepang. Akibat tsunami, produsen komponen bahan baku menghentikan kegiatannya produksi. Imbasnya, industri dalam negeri bakal mengalami keterlambatan produksi. Meski begitu, kata Bambang, kalangan industri belum bisa memprediksi kerugian yang ditimbulkan.

Ketua Gabungan Pengusaha Elektronik Indonesia (Gabel) Ali Soebroto Oentaryo memperkirakan, permintaan barang elektronik di Jepang bakal menyusut pasca bencana. Karena, selama ini kebutuhan produk elektronik Jepang dipasok dari Indonesia. “salah satunya, adalah Toshiba.”

Indonesia, kata Ali, menjadi basis produksi perusahaan elektronik asal Jepang. Meski begitu, beberapa komponen elektronik, seperti semi konduktor, didatangkan dari Jepang. "Lainnya impor dari Cina," ujarnya.

Ekspor elektronik Indonesia tahun lalu mencapai US$9 miliar atau naik 4,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Negara-negara seperti Jepang, Singapura dan Amerika Serikat merupakan tujuan utama ekspor elektronik Indonesia.

Dampak bencana juga mempengaruhi ekspor gula merah ke Jepang. Menurut pengusaha gula merah di Desa Slumbung, Ngadiluwih, Kediri, Achmad Rubai, importir menghentikan pengiriman pasca tsunami. “Pengiriman berhenti total,” ujarnya.

Selama enam bulan dia mengirim gula merah ke Jepang sebanyak 244,8 ton. Namun sejak akhir 2010 pengiriman ke negara itu hanya sekitar 122,4 ton. Produk gula merah Indonesia ke Jepang kini harus bersaing dengan negara lain seperti Bolivia, Cina, Korea, Brazil, dan India.

Kalangan industri otomotif memastikan bencana di Jepang tidak mempengaruhi kegiatan produksi di Indonesia. Bahkan, sampai saat ini tak ada perubahan jadwal ekspor-impor kendaraan kedua negara. “Ekspor-impor masih berjalan seperti biasa,” kata Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Sudirman Maman Rusd.

Ekspor-impor kendaraan kedua negara dalam bentuk utuh (completely built up/CBU) dan terurai (completely knocked down/CKD).

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Djimanto menginginkan hubungan ekonomi dan bisnis kedua negara tetap berlanjut. "Apabila perlu ada penyesuaian harus ada pembicaraan bersama," ujarnya.

Penyesuaian yang dimaksud, terkait ketentuan pengiriman dan pembayaran barang dalam perdagangan. Sedangkan di bidang investasi perlu penyesuaian terkait jadwal realisasi dan tahapan investasi. Semua ini perlu ada kejelasan karena menyangkut pembiayaan.

Indonesia, kata Djimanto, bisa mengambil peran lebih besar dalam proses pemulihan ekonomi Jepang pasca bencana. Caranya dengan memasok komoditas yang diperlukan negara tersebut. Proses pemulihan ini adalah peluang besar bagi Indonesia.

Sedangkan, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan wanandi memperkirakan kegiatan ekonomi kedua negara, khususnya Indonesia, bakal terganggu pasca bencana di Jepang. “Mereka butuh tenaga dan sumber daya yang luar biasa untuk membangun kembali,” katanya.

Selama setahun Jepang akan fokus kepada pemulihan dibandingkan menggenjot perekonomian dengan negara lainnya. Sofyan meramal kondisi di atas akan terjadi sampai tahun depan. “Sehingga, ekonomi Indonesia bakal terganggu selama setahun.”

Situasi ini menurutnya akan mempersulit perekonomian di dalam negeri. Sebab krisis ekonomi di Amerika yang kemudian disusul Yunani dan Irlandia sampai saat belum pulih. Kini, kata dia, ditambah bencana di Jepang. Padahal Jepang merupakan salah satu lokomotif ekonomi dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar