Rabu, 23 Maret 2011

Perang Barat - Libya Pecah

Perang Barat-Libya Pecah 
Pertahanan udara Libya terlihat menahan gempuran rudal jelajah dan serangan udara pesawat sekutu, Sabtu malam,(19/3).

Televisi pemerintah Libya, Al Hurra menyatakan 48 orang telah tewas dalam serangan itu, namun laporan tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.

Pemimpin Libya, Kolonel Qadzafi bersumpah akan mempertahankan negaranya dari apa yang disebut "Crusader Agresi", juga mengingatkan keterlibatan pasukan internasional di wilayah Mediterania dan Afrika Utara telah menempatkan masyarakat sipil dalam bahaya.

Militer Amerika menyatakan 112 rudal jelajah Tomahawk siap diluncurkan dari kapal perang Amerika dan Inggris. Beberapa kapal selam juga memiliki lebih dari 20 target pantai untuk membersihkan jalan bagi patroli darat terhadap serangan angkatan udara Libya.di sisi lain jet tempur Prancis melepaskan salvos pertama,berikut melakukan beberapa serangan balasan di timur yang dikuasai pemberontak. Sementara itu, jet tempur Inggris dilaporkan ikut membombardir negara di Afrika Utara tersebut.

Menurut pihak Barat, tujuan serangan menegakkan zona larangan terbang sesuai mandat PBB, sekaligus peringatan tajam upaya internasional demi menghentikan Gadzafi. Pihak pemberontak justru melihat sebagai keuntungan awal yang berbalik, setelah pasukan Qadzafi unggul menguasai udara dan persenjataan sekaligus mengirimkan kekuatan penuh ke Benghazi.

Presiden Barack Obama mengatakan aksi militer bukanlah pilihan juga menegaskan bahwa Amerika tidak mengirim pasukan daratnya ke Libya.

"Ini bukan hasil AS atau yang dicari salah satu mitra kami," kata Obama dari Brazil, saat memulai kunjungan lima hari ke Amerika Latin.

"Kita tidak bisa berpangku tangan ketika seorang tiran memberitahu orang di sana tanpa belas kasihan,"pungkasnya.

Sementara itu, ribuan pendukung setia Qadzafi, bergegas masuk kamp militer Bab Al-Aziziya di Tripoli, untuk melindungi sang Kolonel dari serangan musuh.

Di sisi lain, ledakan terus terdengar dibeberapa kota pesisir, termasuk Tripoli, di mana senjata anti-pesawat terus melakukan penembakan di ibukota Libya .

TV Libya mengutip bahwa  48 orang tewas dan 150 terluka pada serangan kemarin , Sebagian besar korban adalah anak-anak,  tanpa memberikan rincian lebih jelas

Komite Internasional Palang Merah mengatakan "sangat prihatin" atas keselamatan warga sipil dan menyerukan kepada semua pihak "untuk mematuhi secara ketat  ketentuan hukum internasional" dengan membedakan antara warga sipil dan militer, serta memberikan akses aman untuk organisasi kemanusiaan.

Dalam sebuah panggilan telepon ke TV Libya, Qadzafi menyatakan bahwa ia akan membuka depot senjata untuk memungkinkan warga Libya mempersenjatai diri dalam mempertahankan diri. Dia mengatakan tindakan internasional terhadap pasukan-nya tidak dapat dibenarkan.

"Hanya sebuah agresi tentara salib kolonial yang mungkin memicu perang crusader lain berskala besar,"kata Qadzafi.

Kolonel menekankan bahwa Dewan Keamanan PBB harus bertanggung jawab .

"Segera hentikan agresi mencolok ini, tidak adil terhadap negara berdaulat,"ujarnya. (*/abi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar